Kisaran, 25 September 2024

TIM pengabdian dan Ibu Rektor Universitas Royal telah melaksanakan pengabdian masyarakat di POKDAKAN (Kelompok Pembudidaya Ikan) yang berada di Jl. Anwar dusun XIV desa tanah rakyat kecamatan pulo bandring, yang mengembangkan pemanfaatan energi surya untuk mendukung usaha perikanan di desa gerak tani, asahan. Diseminasi teknologi tepat guna itu berupa pemasangan 1 panel surya dengan kapasitas 100Wp untuk mensuplai kebutuhan listrik untuk aerasi kolam pembibitan ikan lele dan ikan nila.
Untuk mengenalkan teknologi ini di kalangan petani ikan, tim pengabdian  memberikan pelatihan dan pendampingan untuk pengoperasian dan perawatan teknologi sel surya kepada kelompok tani budidaya ikan POKDAKAN.

Saat ini sudah beroperasi sistem penyedia energi yang berasal dari 1panel surya dengan kapasitas 100Wp yang dibantu oleh tim pengabdian LPPM dan Universitas Royal. Sejauh ini sudah dimanfaatkan untuk aerasi untuk 10 kolam bibit dan mampu menyuplai energi untuk penerangan 3 buah lampu di sekitar areal kolam, kata Pak Junaidi, M. Kom, salah satu anggota kelompok PKM.
Pak Junaidi, M.Kom mengatakan penggunaan aerator dimaksudkan untuk mensuplai oksigen yang mencukupi pada kolam sehingga memberikan kemungkinan terbaik untuk ikan hidup dan berkembang. Aerator juga dapat menghasilkan pergerakan air yang biasanya disukai oleh ikan,kata Dosen Universitas Royal ini.


Program pemberdayaan masyarakat dalam penggunakan energi terbarukan menurut Pak Junaidi, M. Kom untuk mendukung kegiatan usaha perikanan. Dengan keberadaan listrik secara gratis, tentunya akan mengurangi biaya produksi, disamping penerangan dan aerasi kolam. Dengan demikian diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kita ingin memberikan inspirasi, ilmu dan contoh nyata bagi wilayah-wilayah disekitarnya dalam memanfaatkan teknologi energi terbarukan untuk mendukung kegiatan perekonomian mereka,katanya.
Edi SYahputra, ketua kelompok budidaya ikan PODAKAN mengaku mendapatkan manfaat dari pemasangan aerasi untuk kolam pembibitan. Pasalnya, mampu mengurangi angka kematian bibit benih ikan yang sebelum mencapai 60-90 persen. Bahkan adanya lampu yang ditempatkan di sekitar areal kolam menurut Edi mampu mencegah datangnya hewan pemangsa seperti kelelawar yang suka memakan ikan-ikan peliharaan.


Dari 10 kolam bibit seukuran 1×2 meter ini, masing-masing mampu menghasilkan 2000-4000 ekor ikan untuk setiap kali panen per 2 minggu. Untuk benih ikan seukuran ini dijual Rp. 100 sampai Rp. 150 per ekor.

Keberadaan teknologi sel surya setidaknya bagi Edi bersama 2 orang temannya harus tahu banyak bagimana merawat dan menjaga panel surya dalam kondisi baik. Tidak hanya rutin membersihakan panel, tapi juga harus lihai memperbaiki apabila ada salah satu komponen yang rusak. Tidak masalah, yang penting kualitas bibit ikan selalu terjaga dengan baik. Kualitas bibit sangat menentukan hasil akhir pertambakan, kata Edi.